Tinta





MENAJOR MITOS
(*judul tak berkaitan dengan isi)

Sekali-kala, aku mengira menjadi bagian dari mereka. Berteriak di jalanan, bergerak di gang-gang sempit ibu kota negara. Bocah-bocah keras kepala yang menginginkan kembalinya layangan kecil mereka. Sementara angin telah melambungkannya ke tengah jalan tol !

Sekali kejap, aku sadari diri khusyuk di atas ranjang. Bercumbu dengan romantisme Kho Ping Ho dan kekonyolan Bastian Tito. Di kamar yang jauh dari ibu kota negara, dalam kota tak sepenuh maju karena laju terhalang tossa penuh galon penghantar air dan truk kontainer pengangkut sampah industri dari negeri-negeri penglahir Deandels, Napoleon dan Shogun.

Sekali tiba terhibur juga dengan dongeng PMP dan P4, oleh nyanyi Lima Sila dan Padamu Negeri. Tapi, aku dan mereka semua tahu. Senyum petani itu hanya masa lalu, walau dirindu dikala gundah, bencipun tak kunjung sirna dikala jaya. Negeri ini terhiba.

Sekali dulu, pernah. Aku di cintaimu.

~ Ptk, 10/03/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar